1) Pengertian Sintasis dan Semantik Bahasa Indosesia
sintaksis bersal dari bahasa Belanda syntaxis. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Tarigan(1984) mengemukakakn bahwa sintaksis adlaha salah satu cabang dari tata bahasa yang membicarakan struktur kaliamat, klusa, dan perasa, Misalnya :
Saya dan ali sedang menggambar lukisan pemandangan ketika nenek Aminah sedang memasak nasik goreng.
Contoh di atas dapat diklasifikasikan atasa :
Satu kalimat :
- Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemnadangan ketika nenek Aminah sedang memasak nasik goring.
Dua klausa :
1) Saya dan Ali sedang menggambar lukisan pemandangan;
2) Ketika nenek aminah sedang memasak nasik goreng
Enam frasa :
1) Saya dan Ali
2) Sedang menggambar
3) Lukisan pemandangan
4) Nenek Aminah
5) Sedang memasak
6) Nasik goreng
2) Frase Bahasa Indonesia
a. Pengertian
Frase adalah kelompok kata yang mendukung suatu fungsi(Subjek, predikat, pelengkap, objek dan keterangan)dan kesatuan makna dalam kalimat.
Jenis frase
Ramlan (1981) Membagi frase berdasarkan kesetaran distribusi unsure-unsurnya atas dua jenis, yakini frase endosentrik dan frase eksosentrik.
(1) Frase endosentrik
Frase endosentrik yang di distribusi unsur – unsurnya setara dalam kalimat. Frase endosentrik terbagi atas tiga jenis :
(a) Frase endosentrik koordinatif, yakni frase yang unsur – unsurnya setara, dapat di hubungkan dengan kata dan, atau, misalnya :
- Kakek nenek
- Suami isteri
(b) Frase endosentrik atributif, yakni frase yang unsur – unsurnya tidak setara sehingga tidak dapat di sisipkan kata penghubung dan, atau, misalnya :
- Buku baru
- Sedang belajar
(c) Frase endosentrik apositif, yakni frase yang unsurnya biasa saling menggantikan dalam kalimat tapi tidak dapat di hubungkan dengan kata dan dan atau, misalnya :
- Almin, anak pak Darto sedang membaca
- - , anak pak Darto sedang belajar
- Ahmad - sedang belajar
(2) Frasa eksosentrik adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya, misalnya :
- Di pasar
- Ke sekolah
Frase ditinjau dari segi persamaan distribusi dengan golongan atau katagori kata, frase terdiri atas : frase nominal,frase ferbal,frase ajektival,frase, fromina,frase numeralia.
1) Frase ferbal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih dengan ferba sebagai intinya dan tidak merupakan kalusa.
Misalnya :
- Kapal laut itu sudah berlabuh
- Bapak saya belum pergi
2) Frase nominal adalah dua buah kata atau lebih yang intinya dari nominal atau benda dan satuan itu tidak membentuk klausa.
Misalnya :
- Kakek membeli tiga buah layang-layang
- Amirudin makan beberapa butir telur itik
3) Frase Ajektival adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih sedang intinya adalah ajektival ( sifat ) dan satuan itu tidak membentuk klausa:
Misalnya :
- Ibu bapak ku sangat gembira
- Baju itu sangat indah
4) Frase Nomina adalah dua kata atau lebih yang intinya fronomina dan hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat.
Misalnya :
- Saya sendiri akan pergi ke pasar
- Kamu semua akan pergi studi wisata di Tator
5) Frase Numarelia adalah dua kata atau lebih yang hanya menduduki satu fungsi dalam kaliamat namun satuan gramatik itu intinya pada numarelia.
Misalnya :
- Tiga buah rumah sedang terbakar
- Sepuluh bungkus kue akan dibeli
Klausa Bahasa Indonesia
Klausa adalah satuan dramatik yang unsur-unsurnya minimal terdiri atas Subjek, predikat dan maksimal unsurnya terdiri atas subjek - predikat – objek pelengkap- keterangan.
Misalnya :
- Saya makan
- Saya sedang makan nasi
- Saya sedang makan nasi kemarin
- Saya sedamh memasakkan nasi kakakku
Jenis Klausa
1) Klausa nominal adalah klausa yang predikatnnya terdiri dari kata golongan nomina.
Misalnya :
- Yang dibeli pedagang itu kayu
2. Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya terdiri dari kata kategori verbal, dan kluasa verbal terbagi atasa empat jenis, yaitu :
a. Kalusa verbal yang Ajektif adalah kalusa yang predikatnya darimkata golongan verbal ynang termasuk kategori sifat sebagai pusatnya.
Misalnya :
- Rumahnya sangat luas
b. Klausa verbal intransitive adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan kata kerja intransitf sebagai unsure intinya.
Misalnya :
- Adikku sedang bermain-main di lapangan
c. Klausa verbal yang aktif adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan verbal yang transitif sebagai unsur intinya.
Misalnya :
- Pamanku sedang mengajarkan IPS
d. Klausa verbal yang reflektif adalah klausa yang predikatnya dari kata verbal yang tergolong kata kerja reflektif.
Misalnya :
- Mereka sedang mendinginkan diri.
e. Klausa verbal yang resiprok adalah klausa yang predikatmnya dari kata golongan verbal yang termasuk kata kerja resiprok.
Misalnya :
- Mereka tolong menolong di sungai
b. Klausa bilangan adalah klausa yang predikatnya dari kata golongan bilangan.
Misalnya :
- Kaki meja itu empat buah
c. Klausa depan adalah klausa yang predikatnya dari kata depan yang di awali kata depan sebagai penanda.
Misalnya :
- Mobil itu dari Amerika
Kalimat Bahasa Indonesia
Arti tata bahasa tradisional menyatakan bahwa kalimat adalah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap, misalnya “ saya makan nasi “. Definisi tersebut tidak universal karena kadang kala ada kalimat yang terdiri atas satu kata tetapi maknanya dapat difahami secara lengkap, misalnya pergi !(Pergi dari sini sekarang juga ).
Selain pendapat tersebut dalam tatat bahasa baku bahasa Indonesia (1988) Dinyatakan bahwa kaliamat adalaah bagian terkecil, ujaran atau teks (wacana) yang mengungklapkan fikiran yang utuh secara kebahasaaan. Dalam wujud lisan, kalimat di iringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, di akhiri oleh intonasi selesai, dan di ikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan kalimat dimulai dengan huruf capital dan di akhirir dengan tanda titik, tanda Tanya, atau tanda seru.
Jenis Kalimat
Dari segi bentuk, kalimat dapat dikelompokkan atas dua jenis yaitu :
1. Kalimat tunggal
Adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola ( SP, SPO, SPOK )atau kalimat yang hanya terdiri satu klausa.
Contoh :
- Dia pergi.
- Dia melempar mangga.
- Ahmad perdi kepasar kemarin sore.
2. Jenis Kalimat Tunggal
Jenis kalimat tunggal terdiri atas lima macam, yakni kalimat nominal, kalimat ajektival, verbal, dan kalimat preposisional. Kelima jenis kalimat tunggal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kalimat Nominal adalah kalimat tunggal yang predikatnya dari kata benda.
Misalnya : Ibuku petani sawah.
b. Kalimat Verbal adalah kalimat tunggal yang predikatnnnya dibentuk dari kata kerja atau verbal.kaliamat verbal terdiri atas lima macam, yaitu kalimat verbal intransitif, ekatransitif, dwitransitif, semitransitif, dan pasif.
· Kalimat intransitive adalah kalimat tunggal yang predikatnya tidak memerlukan objek. Contohnya Pak desa belum pergi kekantor.
· Kalimat Ekatransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya hanya memerlukan objek tanpa di ikuti pelengkap. Contohnya Saya makan nasi goring.
· Kalimat Dwitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya memerlukan objek dan pelengkap. Contohnya Ali membelikan adiknya baju tadi malam.
· Kalimat Semitransitif adalah kalimat tunggal yang predikatnya dari semi transitif. Contohnya Amir kehilangan uang milyaran kemarin.
· Kalimat Pasif adalah kaliamat tunggla yang predikatnya biasanya dari kata kerja yang berawalan Di-. Contohnya Rumah itu dibeli oleh pak Umar .
· Kalimat ajektival adalah kalimat tunggal yang predikatnya dari kata sifat. Contohnya Rumahku besar sekali.
· Kalimat Preposisional adalah kaliamt tunggal yang predikatnya dari akata depan. Contohnya tempat tingglanya di Makasar.
Kalimat tunggal dilihat dari segi maknanya :
1. Kalimat berita, adalah kalimat yang digunakan bila kita ingin mengutarakan peristiwa yang kita alami atau yanmg di alami orang lain. Contohnya Ika pergi ke jakarta kemarin.
2. Kalimat Tanya, adalah kalimat yang maksudnya atau fungsinya untuk menanyakan sesuatu, yang terdapat tiga ciri, yaitu Menggunakan intonasi anya, menggunakan kata atnay, menggunakan partikel Kah.
Jenis kata Tanya yang sering digunakan dalam kalimat Tanya dapat dikelompokkan menurut sifatnya :
a. Untuk menanyakan benda / hal : apa, untuk aoa, tentang apa.
Misalnya : apa yang kamu cari disini ?
b. Untuk menanyakan manusia : Siapa, dengan siapa, untuk siapa.
Misalnya : Siapa yang kau cari kemarin sore ?
c. Untuk menanyakan jumlah : Berapa, berapa banyak.
Misalnya : Berapa buku yang anda perlukan bulan depan ?
d. Untuk menanyakan pilihan : Mana, yang mana.
Misalnya : Mana yang kau senangi, membeli baju atau celana ?
e. Untuk menanyakan tempat : Di mana,Ke mana, Dari mana.
Misalnya : dimana Engkau berada sekarang ?
f. Untuk menanyakan Temporal : Bila, kapan, Bilamana, apabila.
Misalnya : Bila Dia selesai studinya di Unlam ?
g. Untuk menayakan kuasalitas : Mengapa, apa sebab, akibat apa,.
Misalnya : mengapa anda tidak mau menjadi guru ?
Kalimat Tanya terdiri atas tiga macam :
a. Kalimat tanya biasa adalah kalimat yang benar-benra menanyakan sesuatu.
b. Kalimat tanya retoris adalah kalimat Tanya yang menggunakan cirri kalimat Tanya tetapi tidak perlu dijawab.
c. Kalimat yang senilai perintah adalah bentuknya bertanya tapi maksudnya menyuruh
Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang maksudnya menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Misalnya pergilah ke sekolah !
Kalimat perintah menpunyai beberapa jenis :
1. Suruhan, Misalnya: pergi dari sini !
2. Permintaan, misalnya : mohon buatkan meja kayu !
3. Memperkenankan, misalnya : disilakan berangkat dahulu !
4. Ajakan, misalnya Ayo makan sama-sama !
5. Larangan, misalnya : jangan pergi hari ini !
6. Bujukkan, misalnya : Tidurlah ibu menjagamu, sayang !
7. Harapan, misalnya : semoga anda suskes !
Kalimat Seru
Kalimat seru adalah kaliamt yang mengungkapkan perasaan kagum. Contohnya Sungguh cerdas anak itu !
3. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adlah kalimat yang didalamnya terdapat lebih dari satu pola kalimat, misalnya : SP + SP, SPO + SPO ; atau kalimat yang di dalamnya terdapat induk kalimat dana nak kalimat. Contohnya Saya minum teh dan Bapak minum kopi.( majemuk setara).
Kalimat majemuk terdiri atas tiga jenis :
1. Kaliamat majemuk setara, terbagi atas empat jenis :
a. Kalimat majemuk setara penambahan, yaitu kaliamat majemuk setar a yang menggunakan kata-kata penghubung dan, lagi pula, serta. Misalnya : Adi belajar IPS dan Erni belajar IPA.
b. Kalimat majemuk setara pemilihan adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata penghubung atau, baik…. maupun.Misalnya Engkau mau pergi ke jakarta atau pergi ke semarang ?
c. Kalimat majemuk setara Perlawanan adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata penghubung : Tetapi, namun, padahal. Misalnya Dia mau belajar, tetapi diberi hadiah dulu.
d. Kalimat majemuk setara sebab – akibat adalah kalimat majemuk setara yang menggunakan kata penghubung : Sebab, karena, berhubung, akibat.Misalnya Saya tidak pergi karena sakit.
2. Kalimat majemuk bertingkat
adalah kalimat yang terdiri dari atas dua pola kalimat atau lebih, satu sebagai induk kalimat ( diterangkan ) dan satu sebagai anak kalimat ( menerangkan ). Misalnya Rumah Kami kosong waktu penc uri masuk.
3. Kalimat majemuk Campuran
Adalah kalimat yang terdiri atas sebuah pola atasan dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurang-kurangnya dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan. Misalnya :
- Universitas Negeri Makasar telah melaksanakan seminar nasional tentang peningkatan mutu pendidikan, yang dihadiri Mentri Pendidikan Nasional, Gubernur Sulawesi selatan, pejabat tinggi lainnya, serta pencinta pendidikan di kota Makasar dan sekitarnya.
Semantik Bahasa Indonesia
Berdasarkan pendapat para ahli, semantik pada dasarnya merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji terjadinya berbagai kemungkinan makna suatu kata dan pengembangannya seiring dengan terjadinya perubahan dalam masyarakat bahasa.
Aspek – aspek yang di bahas dalam bidang semantik bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
Diksi
Diksi ialah pilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu (KBBI, 1997 : 233). Diksi menyangkut kecermatan dan ketelitian memilih sejumlah kata yang relatif sinonim dalam konteks tertentu sehingga dapat memberikan kesan yang khusus, estetis, dan tepat. Misalnya penggunaan kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mangkat, pulang ke rahmatullah, mampus, tutup usia, tutup mata.
Kaitannya dengan diksi atau pilihan kata, perlu di pahami dengan baik tentang perbedaan antara :
a. kata baku dan nonbaku
kata baku ialah kata yang sesuai kaidah tatabahasa dan nonbaku ialah kata yang tidak sejalan
standar kaidah bahasa yang tepat.
b. kata abstrak dan konkret
kata abstrak adalah kata yang tidak mempunyai rujukan/objek yang jelas secara inderawi,
sedang kata konkret ialah kata yang rujukannya berupa objek yang dapat diserap pancaindera atau
nyata, misalnya :
Abstrak : kesehatan, keadilan, dan kecintaan, dan sebagainya.
Konkret : berdiskusi, buku, pesawat terbang, dan sebagainya.
c. Sinonim, antonim, homonim, homofon, homograf
pengertian kelima istilah di atas menurut Keraf (1980) dan Tarigan (1986) adalah sebagai
berikut.
(1) Sinonim adalah kata yang tulisan dan lafalnya berbeda namun maknanya relatif mirip atau sama.
Contoh : Cerdas, pintar, cakap, cerdik, pandai, dan mahir.
(2) Antonim adalah kata yang tulisan dan ucapannya sama sedang maknanya berlawanan.
Contoh : besar – kecil, tinggi – rendah, dan lain-lain.
(3) Homograf ialah kata yang sama tulisan tetapi berbeda ucapan dan maknanya.
Contoh : mental (terpelanting) dengan mEntal (jiwa)
(4) Homofon adalah kata yang relative sama bunyinya tetapi tulisan dan maknanya berbeda.
Contoh : bang (mobil) dengan bank (BRI)
(5) Homonim adalah kata yang tulisan dan ucapan sama tetapi maknanya berbeda.
Contoh : bisa (dapat) dengan bisa (racun)
Jenis – Jenis Makna
Jenis makna yang di maksud meliputi makna leksikal – gramatikal, makna lugas – kias, dan makna denotasi – konotatif.
a. Makna leksikal dan makna gramatikal
Makna leksikal adalah makna kata secara lepas tanpa ikatan dengan kata yang lainnya atau kata yang belum mengalami afiksasi (perulangan), misalnya makan, satu, mata.
Makna gramatikal adalah makna baru yang timbul akibat terjadinya peristiwa gramatika (pengimbuhan, reduplikasi, atau pemajemukan), misalnya makanan, satu-satu, matahari.
b. Makna lugas dan makna kias
Makna lugas adalah makna yang acuannya (referen) cocok dengan makna dasarnya, misalnya kaki (alat berjalan), mata (alat melihat).
Makna kias adalah makna yang acuannya tidak sesuai dengan acuan dasarnya. Misalnya mata-mata (penyelidik), kaki tangan (orang suruhan dalam hal negatif).
c. Makna denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah makna kata yang tidak mengandung nilai rasa (positif atau negatif), sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang mengandung nilai rasa (positif atau negatif) misalnya kata pembantu, asisten, dan babu. Kata pembantu bermakna denotasi tetapi asisten dan babu bermakna konotasi positif dan negatif.
Perubahan Makna
Perubahan makna terdiri atas enam jenis, yaitu :
(1) Meluas ialah kata yang maknanya menjadi luas pemakaiannya. Contoh :
- Ibu dahulu hanya menunjukkan ibu kandung tetapi sekarang juga untuk memanggil semua
perempuan dewasa.
(2) Menyempit ialah kata yang maknanya mengalami proses penyempitan penggunaannya. Contoh :
- Sarjana dahulu di gunakan untuk semua orang cendekiawan tetapi sekarang hanya di gunakan
untuk lulusan universitas.
(3) Amelioratif ialah makna suatu kata yang semakin positif atau baik. Contoh :
- kata gendut dan gemuk. Gemuk mengalami peninggian makna di banding gendut.
(4) peyoratif ialah makna suatu kata yang mengalami penurunan nilai atau semakin jelek. Contoh :
- buta di anggap lebih jelek di bandingkan tunanetra
(5) Sinestesia ialah perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang
berbeda. Contoh :
- kata “manis” (pengecap) tetapi dapat pula dipakai pada kalimat “perkataannya sangat manis”
(pendengaran).
(6) Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna yang lama dengan
makna yang baru, misalnya kursi dapat pula dipakai dengan makna jabatan.
Kesimpulan (penutup)
Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
Sedangkan semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang membahas makna suatu ungkapan atau kata atau cabang ilmu bahasa yang mengkaji antara lambang dan referennya.
terima kasih pelajarannya
BalasHapusTerimakasih banyak atas ilmunya
BalasHapusTerima kasih banyak atas penjelasannya, sangat membantu untuk belajar
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus