ALIRAN ESENTIALISME
Aliran ini “Education as Cultural Conservation” pendidikan sebagai pemelihara kebudayaan. Aliran ini ingin kembali kepada kebudayaan lama, warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi kehidupan manusia. Esentialisme percaya bahwa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
Kesalahan dari kebudayaan modern sekarang menurut esentialisme adalah kecendrungannya,bahkan gejala-gejala penyimpangannya dari jalan lurus yang telah ditanamkan kebudayaan warisan itu.Esensialisme merupakan paduan ide-ide filsafat idealisme dan realisme.. Demikian pula pandangan esentialisme tentang ide-ide moral, aliran ini bersifat netral. Atau lebih tepat dikatakan aliran ini juga mensintesakan ide-ide abad tengah yang dogmatis-religious dengan ide-ide renaissance yang cellular.
Pandangan Ontologi Esentialisme
1. sintesa ide idealisme dan realisme tentang hakekat realita berarti esentialisme mengakui adanya realita objective di samping konsep-konsep pre-determinasi, supernatural dan transcendental.
2. aliran ini dipengaruhi penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern baik pisika maupun biologi(issac Newton dan Charles Darwin). Karena itu menurut analisa ilmiah tersebut dapat dihayati dan diterima oleh esentialisme, konsekwansi asas diatas ini maka baginya ialah bahwa semestaini merupakan satu kesatuan yang menkanis, menurut hukum alam oobjektif (kausalitas). Manusia adalh bagian alam semesta dan terlibat, tunduk pada hukum alam.
Esentialisme menganggap realita manusia, alam semesta dan kebudayaan adalah realita yang integral semua berada dalam antar hubungan dan dalam proses evolusi, perubahan menuju kesempurnaan.
Faham Makrokosmos dan Mikrokosmos
Makromos ialah keseluruhan semesta raya dalam suatu design dan kesatuan menurut teori kosmologi. Mikromos ialah bagian tunggal (individu tersendiri), suatu fakta yang terpisah dari keseluruhan itu, baik pada tingkat umum, pribadi manusia, ataupun lembaga. Tetapi mikrokosmos ini sesungguhnya pola design dan totalitasnya sama dengan makromos, hanya berbeda dalam skala, ukuran.
Realita demkian dapat dipakai idealisme untuk menjelaskan afinitas (hubungan) tuhan dengan manusia. Jika manusia tak mampu memahami hukum universal dari makrokosmos, maka sesungguhnya manusia akan dapat memahaminya melalui mikrokosmos, yakni realita dirinya sendiri. Dalam pengambil kesimpulang yang falid adalah suatu perwujudan proses yang sistematis yang juga kita temukan dalam makromos ini, yakni memusatkan perhatian kepada self dan person.
Realita kosmos adalah realita antara tuhan dengan manusia. Sebab tuhan adalah
sumber realita, sember kesadaran manusia, bahkan sebagai universal self dan universal mind.
Pandangan Epistemologi Esentialisme
Teori kepribadian manusia sebagai refleksi tuhan adalah jalan untuk mengerti epistemology esentialisme. Sebab, jika manusia mampu menyadari realita dirinya sebagai mikrokosmos dalam makrokosmos, maka manusia pasti mengetahui dalam tingkat atau kualitas apa rasionya mampu memikirkan kesemestaan itu.
1 Kontraversi jasmaniah-rokhaniah
Perbeadaan idealisme dengan realisme ialah karena yang pertama menganggap bahwa rokhaniah aalah kunci kesadaran tentang realita. Manusia mengetahui sesuatu hanya didalm dan melalui ide, rokhaniah. Sebaliknya realist berpendapat bahwa kita hanya mengetahui suatu realita didalam dan melalui jasmani.
2. Approach idealisme pada pengetahuan
Kita hanya mengerti our own spiritual selves (rohan kita sendiri).tetapi pengertian ini memberi kesadaran kepada kita untuk mengerti realita yg lain, sebab kesadaran kita, rasio manusia adalah bagian daripada rasio tuhan yang maha sempurna .ini menurut personalisme. Menurut T. H. green, approach personalisme itu hanya melalui introspeksi.
3. Approach realisme pada pengetahuan
Realisme menafsirkan manusia dalam rangka hukum alam, demikian pula aktivitas pikir manusia dianggap sebagai satu mekanika. Cara menapsirkan manusia dalam realisme dibedakan :
- Menurut teori associationism
teori ini menggunakan metode instrospeksi
- Menurut teori behaviorism
aliran ini berkesimpulan bahwa perwujudan kehidupan mental tercermin pada tingkah laku.
- Menurut teori connectionism
Teori ini menyatakan semua makhluk, termasuk manusia terbentuk (tingkah lakunya) oleh pola-pola conections between (hubungan-hubungan antara) stimulus dan response
4.. Tipe epistemologi realisme
a. Neorealisme
secara pisikologis lebih erat dengan behaviorisme, baginya pengetahuan diterima, ditangkap langsung oleh pikiran dari dinia realita.
b. Critical realisme
Aliran ini menyatakan bahwa meia antara intelek dengan realita adalah seberkas pengindraan dan pengamatan.
Pandangan Axiologi Esentialsme
Pandangan ontology dan epistemologinya amat mempengaruhi pandangan axio ini, bagi aliran ini, nilai-nilai seperti juga kebenaran berakar dalam dan berasal dari sumber obyektif.
- Teori nilai menurut idealisme
penganut idealisme berpegangan bahwa hukum-hukum etika adalah hukum kosmos, karena itu seseorang dikatakan baik hanya jika ia secara aktif berada didalam dan melaksanakan hukum-hukum itu.
- teori nilai idealisme modern bersifat mengutamakan dunia sekarang.
- Teori sosial idealisme pendekatan idealisme pada teori etika parallel dengan pendekatannya pada ide dan cita-cita tentang sosial politik.
- Teori estetika idealisme, kant mengajarkan bahwa manusia menikmati kesenangan yang tulus ikhlas dalam objek keindahan, dan melupakan keterbatasan pengamatannya.
- Teori nilai menurut realisme
Prinsif sederhanya realisme tentang etika ialah melalui asas ontology bahwa sumber semua pengalaman manusia terletak pada keteraturan lingkungan hidupnya. Khususnya dalam ilmu pengetahuan sosial.
- etika determinisme ialah teori realisme yang paling berpengaruh karna semua unsure sremesta termasuk manusia adalah dalam satu mata rantai yang tak berakhir dan dalam kesatuan hukum kausalitas.
- Teori sosial realisme teori ini berhubungan dengan teori etika individu terutama dalam realita kehidupan ekonomi, politik, masyarakat.
- Teori estetika realisme, teori ini berpusat pada mengekspresikan kehidupan sebagai mana adanya yakni dalam realita suka dan duka.
D. Pola Dasar Pendidikan Essentialisme
Essensialis percaya bahwa dalam pelaksanaan pendidikan di perlukan modifikasi, pelengkap bahkan penyimpangan dari ajaran-ajaran filosof tokoh dasar bagi teori yang murni. Asas-asas filosofis yang lengkap tidak selalu harus di ikuti engan pola-pola asasi atau pola dasar pendidikannya yang terperinci.
E. Teori Belajar Esensialisme
1. Teori Korespondensi sebagai dasar
Idealist percaya bahwa watak suatu obyek adalah spiritual, non material, atau ideal. Sebaliknya realist percaya bahwa kodrat suatu obyek adalah fisik, material, dan mekanis. Dari segi pendidikan, memberi pandangan bahwa belajar adalah proses korespondensi. Murid menduduki posisi sebagai penerima isi semesta ini. Teori korespondensi menentukan konstruksi dan aplikasi apa yang sudah di pahami tentang suatu obyek.
2. Teori belajar menurut Idealisme
a. Mikrokosmos sebagai subyek.
Idealisme sebagai filasafat hidup cenderung mulai dengan manusia sebagai pribadi, sebagai subyek. Sebagai pribadi manusia mengerti proses pikirannya sendiri adalah pangkal untuk mengerti pribadi-pribadi lain dan semesta raya.
b. Makrokosmos sebagai dasar.
Maksudnya individu itu bagian dari harmoni semesta raya.
Kurikulum esensialisme.
Belajar adalah proses aktif pribadi untuk mengerti dan menguasai sesuatu. Maka perlu ada pedoman untuk melaksanakan pendidikan supaya tujuan pendidikan tercapai.
Kurikulum Idealisme
Horne menganggap bahwa kurikulum pada dasarnya harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak. Demiashkevich berpendapat, bahwa fungsi sekolah terutama sebagai pusat intellectual traning dan character building secara formal-disipline (latihan daya jiwa yang sudah ada sebagai hereditas.
Peranan sekolah menurut esentialisme
Sekolah terutama berfungsi mendidik warganegara supaya hidup sesuai dengan prinsip-prinsip dan lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakat.
Penilaian Kebudayaan atas esentialisme
Esentiallisme bercita-cita membina kebuayaan manusia sekarang dengan asas asas demokrasi, democratic way of life.
Peranan esentialisme sebagai Pembina kebudayaan
Esentialisme sebagai teori pendidikan dan kebudayaan melihat kenyataan bahwa lembaga-lembaga dan praktek-praktek kebudayaan modern telah gagal dalam banyak hal untuk memenuh harapan zaman modern. Maka dilakukan melalui pendidikan.
Fungsi pemeliharaan atas kebudayaan oleh esentialisme
Membina sikap jiwa untuk menjunjung dan menyesuaikan diri terhadap hukum-hukum dan kebenaran yang ditemukan manusia didalam alam kosmos, baik yang sudah maupun yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih udah singgah d blog aku jgn lupa kasih komentarnya .... komentarmu menandakan bahwa kamu udah mampir ke blog aku ... :)